Skip to main content

Sejarah Awal Mula Orang Indonesia Menjadikan Nasi Makanan Pokok

Sejarah Awal Mula Orang Indonesia Menjadikan Nasi Makanan Pokok

Nasi putih adalah makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan, ada pepatah yang mengatakan "belum makan kalau belum makan nasi". Tapi, tahukah Anda bagaimana awal mula orang Indonesia menjadi begitu bergantung pada nasi? 

Sejarah Panjang Konsumsi Nasi


Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap nasi sebenarnya sudah berlangsung sejak zaman kuno, tepatnya sebelum abad ke-10 Masehi. Bukti sejarah menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Kuno sudah banyak mengonsumsi beras, seperti yang tertera dalam naskah-naskah kuno dan relief-relief candi. 

Pada masa Kerajaan Mataram, beras menjadi salah satu simbol keberhasilan raja dalam memimpin. "Kewibawaan seorang raja, seorang penguasa, itu ditentukan dari keberhasilan penguasa dalam memakmurkan kebutuhan pangan rakyat yang notabene itu adalah beras," kata sejarawan Fadly Rahman. 

Peran VOC dan Kolonialisme


Pada masa kolonialisme Belanda, konsumsi nasi semakin meluas. VOC memonopoli perdagangan beras di Nusantara dan menjadikannya komoditas penting. Beras didistribusikan ke berbagai pulau, bahkan sampai ke Maluku yang sebelumnya memiliki makanan pokok sagu. 

Kebijakan-kebijakan kolonial seperti Preangerstelsel, Cultuurstelsel (tanam paksa), dan liberalisasi 1870 juga mendorong masyarakat untuk menanam padi dan mengonsumsi nasi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya ragam pangan lokal lainnya. 

Dampak Ketergantungan Nasi


Ketergantungan terhadap nasi memiliki beberapa dampak, seperti: 

• Kerentanan terhadap krisis pangan: Ketika harga beras naik atau terjadi kekurangan pasokan, masyarakat menjadi rentan terhadap kelaparan. 

• Masalah kesehatan: Konsumsi nasi putih berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan penyakit lainnya. 

• Pengabaian pangan lokal: Berbagai jenis pangan lokal yang kaya akan nutrisi terabaikan karena masyarakat terpaku pada nasi. 

Upaya Diversifikasi Pangan


Upaya untuk mendiversifikasi pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap nasi sudah dilakukan sejak zaman Soekarno. Beliau ingin masyarakat Indonesia mengonsumsi panganan lain seperti sagu, jagung, dan umbi-umbian sesuai wilayah masing-masing. 

Saat ini, berbagai program dan edukasi terus dilakukan untuk mendorong masyarakat kembali ke pangan lokal. Diversifikasi pangan penting untuk menjaga ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan melestarikan kekayaan kuliner Nusantara. 

Kesimpulan: Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap nasi memiliki sejarah panjang yang kompleks. Upaya diversifikasi pangan dan edukasi tentang pentingnya konsumsi pangan lokal perlu terus dilakukan untuk mencapai ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat yang optimal. 

Sumber informasi:
• bingar.id/awal-mula-masyarakat-indonesia-ketergantungan-terhadap-beras/